WISATA DANAU SUOH LAMPUNG BARAT
Sebagai salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung
Barat, Kecamatan Suoh mengandu
ng potensi panas bumi (geothermal) yang cukup besar dan mulai untuk dikelola dan dikembangkan sebagai sumber energi baru dan potensial di Lampung Barat. Disamping itu juga terdapat potensi wisata alam yang menakjubkan, membuat siapa saja yang mencermatinya akan berdecak kagum. Sebut saja beberapa panorama atau pemandangan alam berupa danau yang tidak terdapat di daerah lain di Lampung Barat ini.
ng potensi panas bumi (geothermal) yang cukup besar dan mulai untuk dikelola dan dikembangkan sebagai sumber energi baru dan potensial di Lampung Barat. Disamping itu juga terdapat potensi wisata alam yang menakjubkan, membuat siapa saja yang mencermatinya akan berdecak kagum. Sebut saja beberapa panorama atau pemandangan alam berupa danau yang tidak terdapat di daerah lain di Lampung Barat ini.
Kondisi
Kecamatan Suoh memang terisolir dengan transportasi yang sangat sulit untuk
mencapai daerah tersebut. Apalagi jika musim hujan sudah dapat dibayangkan
bagaimana kondisi jalan yang dilalui. Untuk mencapai lokasi menggunakan
kendaraan roda dua sebagai satu-satunya sarana transportasi paling memungkinkan
untuk dipergunakan, karena kendaraan roda empat dapat dipastikan tidak dapat
melalui medan yang sangat sulit menuju daerah yang berjarak sekitar 40 Km dari
Liwa Ibukota Lampung Barat. Menuju Suoh dapat melalui Sukabumi-Suoh (Kecamatan
Batu Brak), atau melalui Sekincau. Jalan melalui Sukabumi masih
onderlagh, kondisi jalan berlumpur dan licin serta terjadi kerusakan yang parah
pada beberapa titik akibat erosi dan tidak terawat.
Fakta dan kondisi yang ada itu cukup untuk menggambarkan
terisolasinya daerah tersebut dari daerah lain di Lampung Barat. Belum
lagi jika akan melintas Way Semaka tidak seperti umumnya menyeberangi sungai
melalui jembatan, disini penyeberangan menggunakan rakit yang disebut dengan
getek. Jasa yang harus dibayar jika menggunakan transportasi getek ini
dikenai biaya Rp 2.000/kendaraan roda dua saat menyeberangi sungai yang
menghubungkan Pekon Gunung Ratu-Suoh dengan lebar 150 meter. Waktu yang
diperlukan untuk menyeberang sekitar 120 menit dimana akan melewati sungai
tanpa jembatan. Terakhir Way Melebui dengan kendaraan sekitar 30 cm, itu
pun bila musim kemarau dan tidak terdapat kendala pada kendaraan yang
ditumpangi, namun jika musim hujan ceritanya berbalik lebih dari 180 derajat,
dan harus sabar menunggu sampai air reda.
Ke
Suoh sebelum memasuki kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)
harus melalui jalan yang penuh dengan lumpur jika hujan dan sangat sulit
dilalui. Di Suoh juga terdapat apa yang dinamakan Letusan, dan jika telah
berada di lokasi ini, maka pengunjung harus mampu menjaga sikap, kata dan
perbuatan, dan harus berhati-hati sebab sebagian besar tanah tidak ditumbuhi
oleh ilalang, dan ini berarti panas bumi hampir mencapai permukaan tanah, dan
jika kita injak maka berisiko terprosok ke dalam karena tanah menjadi lembut
yang disebabkan panas bumi. Sekitar seratus meter dari jalur Gunung
Ratu-Sukamarga yang berlumpur, Nampak padang ilalang ribuan hektar.
Permukaannya seolah dihiasi oleh kepulan asap putih yang membuat kita semakin
penasaran untuk tiba di tempat lokasi tersebut. Sementara pada
pohon-pohon di sepanjang jalan tersebut bergelantungan jutaan kelelawar besar
(kalong). Daerah ini dinamakan oleh mereka Rawa Kalong.
Tidak
seperti biasanya kawasan wisata yang ramai dikunjungi wisatawan pemandangan
tersebut tampak sepi. Daerah tersebut dikunjungi pada hari-hari dan
moment tertentu saja, seperti Tahun Baru, dan hari-hari besar nasional.
Selain itu juga terdapat danau yang diberi nama Danau Asam. Hal ini
dikarenakan air di danau ini terasa asam. Juga terdapat Danau Minyak yang
berlokasi tidak berjauhan dengan Danau Asam yang berjarak sekitar 300 meter
Selatan Danau Asam. Dinamakan Danau Minyak karena pada permukaan air danau
tampak seperti terdapat minyak yang mengambang. Selain itu juga terdapat
Danau Lebar yang banyak ikan, dan danau ini lebih kecil dibandingkan dengan
Danau Asam. Namun masyarakat tidak mengetahui asal usul Danau Lebar, dan
sebenarnya lebih luas Danau Asam dibanding Danau Lebar.
Yang terakhir Danau Belibis,dinamakan demikian dikarenakan di danau tersebut banyak terdapat burung belibis. Kondisi Danau Belibis kondisinya tidak terawatt dan banyak ditumbuhi ilalang. Menuju ke danau ini harus berjalan kaki, karena kendaraan tidak dapat melewati tempat ini sebab tidak bisa melewati alang-alang yang terbentuk ratusan tahun lalu, sehingga danau ini banyak ditumbuhi tumbuhan rawa. Kesemua objek wisata ini bila dikelola dan dikembangkan akan mendatangkan devisa yang besar dan mampu meningkatkan pendapatan pemerintah dan masyarakat. Namun kendala geografis yang begitu sulit dan perlu adanya kesabaran yang tinggi, sehingga potensi yang ada ini dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran masyarakat.
http://duniapariwisatadansejarah.blogspot.com/2012/11/wisata-danau-suoh-lampung-barat.html
No comments:
Post a Comment